Minggu, 05 Januari 2014


Pengertian dan Manfaat Kentrampilan Berbahasa
Dalam berkomunikasi kita mengunakan ketrampilan berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun tinggkat atau kualitas ketrampilan itu, ada orang yang mempunyai ketrampilan berbahasa secara optimal sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun, ada pula orang yang sangat leah tingkat ketrampilannya sehinggga bukan tujuan komunikasinyatercapai, tetapi malah jadi salah pengertian yang berakibat sasana komunikasi menjadi buruk.
Dapat di bayangkan apabila kita tidak memiliki ketrampilan berbahasa kita tidak dapat mengungkpkan pikiran ,tidak dapat mengekspresikan perasaan , dan tidak dapat melaporkan fakta – fakta yang kita amati. Di pihak lain kita dapat memahami perasaan, pikiran, gagasan dan fakta yang di sampaikan orang kepada kita. Walaupun kita memiliki kemampuan berbahasa, tapi kalau masih tergolong rendah kita pun juga akan mengalami kesulitan. Sebagai guru kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila ketrampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau di  pihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menagkap pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena ketrampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau karena kemampouan siswa rendah dalam mendengarkan.
Ketrampilan berbahasa ada 4 aspek, yaitu ketrampilan berbicara , menyimak , menulis ,dan membaca. Dalam berbicara ,si pengirim pesan mengirim pesan dengan mengunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam meyimak si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis si pengirim pesan mengirim pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain.
Dalam mengirim pesan, antara lain si pengirim harus memiliki ketrampilan dalam melakukan proses ecoding . sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memiliki ketrampilan dalam melakukan proses decoding .
Ketrampilan berbahasa sangat penting dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Bayak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat ketrampilan berbahasa yang di miliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai manajer, jaksa , pengacara , guru , dan wartawan.
MENDENGARKAN
Adalah mketrampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian mendengarkan di sini bukan sekedar mendengarkan bunyi – bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu ), kita memperoleh ketrampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kita pun tidak menyadari egitu kompleksnya proses pemerolehan ketrampilan mendengarkan tersebut.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan, yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara noninteraktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telephone atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan sejenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa di ucapkan olenya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian cotoh situasi mendengarkan nonninteraktif, yaitu mendengarkan radio , tv , film . kotbah atau mendengarkan dalam acara – acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan noninteraktiftersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tiidak bias pembicara mengulangi apa yang di ucapkan,dan tidak bias meminta pembicara memperlambat suaranya.
Berikut ini adalah ketrampilan – ketrampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus :
1.    Menyimpan/mengigat unsure bahasa yang di dengar menggunakan daya daya ingat jangka pendek. ( short-term memorie ).
2.    Berupaya membedakan bunyi – bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target ;
3.    Menyadari adanya bentuk – bentuk tekanan dan nada, warna suaranya dan intonasi;menyadari adanya bentuk – bentuk kata;
4.    Membedakan dan memahami arti kata – kata yang di dengar,
5.    Mengenal bentuk – bentuk kata yang khusus ( typical word – order patterns );
6.    Mendekteksi kata – kata kunci yang mengindentifikasi topic dan gagasan;
7.    Menebak makna dari konteks;
8.    Mengenal kelas – kelas kata ( grammatical word classes )
9.    Menyadari bentuk – bentuk dasar sinteksis;
10. Mengenal perangkat – perangkat kohesif ( recognize cohesive devices )
11. Mendekteksi unsure – unsure kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsure – unsure lain nya.

BERBICARA
Ketrampilan berbahasa secara garis besar ada 3 janis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi – situasi berbicara nointeraktif. Situasi – situasi berbicara interaktif, missalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telefon yang memungkinkan pergantian antara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun  pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dapat di katakana betul – betul bersifat noninteraktif, missal nya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa ketrampilan mikro yang harus di miliki dalam berbicara,  di mana pembicara harus dapat :
1.    Mengucapkan bunyi – bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakan nya;
2.    Mengunakan tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat sehigga pendengar  dapat memahami apa yang di ucapkan pembicara;
3.    Mengunakan bentuk – bentuk kata, urutan kata , serta pilihan kata yang tepat;
4.    Mengunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi , termasuk sesuai tujuan dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
5.    Berupaya agar kalimat – kalimat utama ( the main  sentence constituents ) jelas bagi pendengar.
6.    Berupaya mengemukakan ide – ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide – ide utama;
7.    Berupaya agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mudah mengikuti pembicaraan.

MEMBACA
Membaca adalah ketrampilan reseptif bahasa tulis. Ketrampilan membaca  dapat di kembangkan secara tersendiri, terpisah dari ketrampilan mendengarkan dan membaca. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali ketrampilan membaca dikembangkan secara terintregasi dengan ketrampilan menyimak dan berbicara.
          Ketrampilan – ketrampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus di miliki pembicara adalah :
1.    Mengenal system tulisan yang digunakan;
2.    Mengenal kosakata;
3.    Menentukan kata – kata kunci yang mengindentifikasi topik dan gagasan utama;
4.    Menentukan makna kata – kata, termasuk kosakata spilt, dari konteks tertulis;
5.    Mengenal kelas kata gramatikal : kata benda,kata sifat , dan sebagainya;
6.    Menentukan konstituen – konstituen dalam kalimat, seperti subjek predikat , objek, dan preposisi;
7.    Mengenal bentuk – bentuk sintaksis;
8.    Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi , tujuan – tujuan, dan partisipasi;
9.    Mengunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan – kesimpulan;
10. Mengunakan penegetahuan dan perangkat – perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topic utama atau informasi utama;
11. Membedakan ide utama dari detail – detail yang disajikan;
12. Mengunakan setrategi membaca yang berbeda terhadap tujuan – tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide – ide utama atau melakukan studi secara mendalam.
MENULIS
Menulis adalah ketrampilan produktif dengan mengunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu ketrampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis – jenis ketrampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukan lah sekedar menyalin kata – kata dan kalimat – kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran – pikiran dalam suatu struktur tulisan teratur.
          Berikut ini ketrampilan ketrampilan mikro yang di perlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk :
1.    Mengunakan otografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;
2.    Memilih kata yang tepat;
3.    Mengunakan bentuk kata dengan benar;
4.    Mengurutkan kata – kata dengan benar;
5.    Mengunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
6.    Memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;
7.    Mengupayakan ide – ide atau infotmasi utama di dukung secara jelas ole hide – ide atau informasi tambahan;
8.    Mengupayakan, terciptanya paragraf, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang di sajikan;
9.    Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang di miliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang di tulis dan membuat asumsi mengenai hal – hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk di tulis.