Pengertian dan Manfaat Kentrampilan
Berbahasa
Dalam
berkomunikasi kita mengunakan ketrampilan berbahasa yang telah kita miliki,
seberapapun tinggkat atau kualitas ketrampilan itu, ada orang yang mempunyai
ketrampilan berbahasa secara optimal sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah
tercapai. Namun, ada pula orang yang sangat leah tingkat ketrampilannya
sehinggga bukan tujuan komunikasinyatercapai, tetapi malah jadi salah
pengertian yang berakibat sasana komunikasi menjadi buruk.
Dapat
di bayangkan apabila kita tidak memiliki ketrampilan berbahasa kita tidak dapat
mengungkpkan pikiran ,tidak dapat mengekspresikan perasaan , dan tidak dapat
melaporkan fakta – fakta yang kita amati. Di pihak lain kita dapat memahami
perasaan, pikiran, gagasan dan fakta yang di sampaikan orang kepada kita.
Walaupun kita memiliki kemampuan berbahasa, tapi kalau masih tergolong rendah
kita pun juga akan mengalami kesulitan. Sebagai guru kita akan mengalami
kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila ketrampilan
berbicara yang kita miliki tidak memadai atau di pihak lain para siswa akan mengalami
kesulitan menagkap pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena
ketrampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau karena kemampouan
siswa rendah dalam mendengarkan.
Ketrampilan
berbahasa ada 4 aspek, yaitu ketrampilan berbicara , menyimak , menulis ,dan
membaca. Dalam berbicara ,si pengirim pesan mengirim pesan dengan mengunakan
bahasa lisan. Kemudian, dalam meyimak si penerima pesan berupaya member makna
terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis
si pengirim pesan mengirim pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak
lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa
tulis yang disampaikan orang lain.
Dalam
mengirim pesan, antara lain si pengirim harus memiliki ketrampilan dalam
melakukan proses ecoding . sebaliknya
dalam menerima pesan si penerima harus memiliki ketrampilan dalam melakukan
proses decoding .
Ketrampilan
berbahasa sangat penting dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat.
Bayak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain
bergantung pada tingkat ketrampilan berbahasa yang di miliki oleh seseorang,
misalnya profesi sebagai manajer, jaksa , pengacara , guru , dan wartawan.
MENDENGARKAN
Adalah
mketrampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian mendengarkan
di sini bukan sekedar mendengarkan bunyi – bunyi bahasa melainkan sekaligus
memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu ), kita memperoleh ketrampilan
mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kita pun tidak
menyadari egitu kompleksnya proses pemerolehan ketrampilan mendengarkan
tersebut.
Ada
dua jenis situasi dalam mendengarkan, yaitu situasi mendengarkan secara
interaktif dan situasi mendengarkan secara noninteraktif. Mendengarkan secara
interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telephone atau
yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan sejenis ini kita secara bergantian
melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. Oleh karena itu, kita memiliki
kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara
mengulang apa di ucapkan olenya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih
lambat. Kemudian cotoh situasi mendengarkan nonninteraktif, yaitu mendengarkan
radio , tv , film . kotbah atau mendengarkan dalam acara – acara seremonial.
Dalam situasi mendengarkan noninteraktiftersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan
dari pembicara, tiidak bias pembicara mengulangi apa yang di ucapkan,dan tidak
bias meminta pembicara memperlambat suaranya.
Berikut
ini adalah ketrampilan – ketrampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya
untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus :
1. Menyimpan/mengigat
unsure bahasa yang di dengar menggunakan daya daya ingat jangka pendek. ( short-term memorie ).
2. Berupaya
membedakan bunyi – bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target ;
3. Menyadari
adanya bentuk – bentuk tekanan dan nada, warna suaranya dan intonasi;menyadari
adanya bentuk – bentuk kata;
4. Membedakan
dan memahami arti kata – kata yang di dengar,
5. Mengenal
bentuk – bentuk kata yang khusus ( typical
word – order patterns );
6. Mendekteksi
kata – kata kunci yang mengindentifikasi topic dan gagasan;
7. Menebak
makna dari konteks;
8. Mengenal
kelas – kelas kata ( grammatical word
classes )
9. Menyadari
bentuk – bentuk dasar sinteksis;
10. Mengenal
perangkat – perangkat kohesif ( recognize
cohesive devices )
11. Mendekteksi
unsure – unsure kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsure
– unsure lain nya.
BERBICARA
Ketrampilan berbahasa secara garis besar ada
3 janis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif.
Situasi – situasi berbicara nointeraktif. Situasi – situasi berbicara
interaktif, missalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telefon
yang memungkinkan pergantian antara berbicara dan mendengarkan, dan juga
memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta
lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula
situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum
secara langsung. Dalam situasi ini, audiens
memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari
ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dapat
di katakana betul – betul bersifat noninteraktif, missal nya berpidato melalui
radio atau televisi.
Berikut ini beberapa ketrampilan mikro yang
harus di miliki dalam berbicara, di mana
pembicara harus dapat :
1. Mengucapkan
bunyi – bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakan
nya;
2. Mengunakan
tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat sehigga pendengar dapat memahami apa yang di ucapkan pembicara;
3. Mengunakan
bentuk – bentuk kata, urutan kata , serta pilihan kata yang tepat;
4. Mengunakan
register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi , termasuk
sesuai tujuan dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
5. Berupaya
agar kalimat – kalimat utama ( the
main sentence constituents ) jelas
bagi pendengar.
6. Berupaya
mengemukakan ide – ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide – ide
utama;
7. Berupaya
agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mudah mengikuti
pembicaraan.
MEMBACA
Membaca
adalah ketrampilan reseptif bahasa tulis. Ketrampilan membaca dapat di kembangkan secara tersendiri,
terpisah dari ketrampilan mendengarkan dan membaca. Tetapi, pada masyarakat
yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali ketrampilan
membaca dikembangkan secara terintregasi dengan ketrampilan menyimak dan
berbicara.
Ketrampilan – ketrampilan mikro yang
terkait dengan proses membaca yang harus di miliki pembicara adalah :
1. Mengenal
system tulisan yang digunakan;
2. Mengenal
kosakata;
3. Menentukan
kata – kata kunci yang mengindentifikasi topik dan gagasan utama;
4. Menentukan
makna kata – kata, termasuk kosakata spilt, dari konteks tertulis;
5. Mengenal
kelas kata gramatikal : kata benda,kata sifat , dan sebagainya;
6. Menentukan
konstituen – konstituen dalam kalimat, seperti subjek predikat , objek, dan
preposisi;
7. Mengenal
bentuk – bentuk sintaksis;
8. Merekonstruksi
dan menyimpulkan situasi , tujuan – tujuan, dan partisipasi;
9. Mengunakan
perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan – kesimpulan;
10. Mengunakan
penegetahuan dan perangkat – perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk
memahami topic utama atau informasi utama;
11. Membedakan
ide utama dari detail – detail yang disajikan;
12. Mengunakan
setrategi membaca yang berbeda terhadap tujuan – tujuan membaca yang berbeda,
seperti skimming untuk mencari ide – ide utama atau melakukan studi secara
mendalam.
MENULIS
Menulis
adalah ketrampilan produktif dengan mengunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan
suatu ketrampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis – jenis
ketrampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukan lah sekedar menyalin
kata – kata dan kalimat – kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan
pikiran – pikiran dalam suatu struktur tulisan teratur.
Berikut ini ketrampilan ketrampilan
mikro yang di perlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk :
1. Mengunakan
otografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;
2. Memilih
kata yang tepat;
3. Mengunakan
bentuk kata dengan benar;
4. Mengurutkan
kata – kata dengan benar;
5. Mengunakan
struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
6. Memilih
genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;
7. Mengupayakan
ide – ide atau infotmasi utama di dukung secara jelas ole hide – ide atau
informasi tambahan;
8. Mengupayakan,
terciptanya paragraf, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran atau informasi yang di sajikan;
9. Membuat
dugaan seberapa banyak pengetahuan yang di miliki oleh pembaca sasaran mengenai
subjek yang di tulis dan membuat asumsi mengenai hal – hal yang belum mereka
ketahui dan penting untuk di tulis.