A.
Kedudukan
dan Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Pada umumnya kedudukan
Media Pembelajaran berfungsi sebagai alat perantara atau alat pengatur pesan
dalam kegiatan pembelajaran yaitu memberikan stimulus kepada siswa agar siswa
dapat memahami materi yang disampaikan guru, dari konsep-konsep yang masih abstrak
menjadi gambaran yang lebih konkrit. Sikap dan perilaku seseorang juga akan
mengalami perubahan setelah mereka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.
Penggunaan media dalam pembelajaran “fiqih” akan membantu siswa memperoleh
pengetahuan dan pengalaman baru lewat materi yang disampaikan oleh guru
dibandingkan dengan jika guru hanya melakukan pendekatan verbal.
Pada kedudukannya, Media
Pembelajaran memiliki beberapa landasan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Landasan Psikologis
Beberapa teori yang
digunakan dalam landasan psikologis tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
a.
Teori psikologis Brurner
Menurut Bruner
perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh
caranya melihat lingkungan, diantaranya yaitu:
Ø tahap pengalaman
langsung (Eractive), merupakan tahap individu berupa memahami lingkungan dengan
melakukan aktifitas.
Ø tahap Pictoria (Ekonit),
tahap individu melihat dunia melalui gambar dan menvisualisasi verbal.
Ø tahap simbolik, tahap
dimana individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi
bahasa dan logika berpikirnya.
b.
Teori kerucut pengalaman Edgar Dale
Kerucut pengalaman ini
merupakan salah satu gambaran yang dijadikan landasan teori dalam penggunaan
media pembelajaran selain dari ketiga tahap pengalaman Bruner.
c. Teori Behavourisme
Teori behavourisme atau
teori tingkah laku ini menganggap bahwa segala kejadian dilingkungan sangat
mempengaruhi perilaku seseorang dan akan memberikan pengalaman tertentu dalam
dirinya, dan teori ini menganggap perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan
paradigma S-R(stimulus respon) yaitu suatu proses yang memberikan respon
tertentu terhadap apa yang datang dari luar diri individu.
Penggunaan media
pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang digunakan secara sistematis
dalam kegiatan pembelajaran juga dapat
memberikan interaksi antara pengalaman baru dan pengalaman sebelumnya, sehingga
terjadi perubahan pada anak didik.
Pemerolehan pengetahuan,
perubahan sikap dan ketrampilan dapat terjadi karena interaksi antara
pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Tingkat
pemerolehan hasil belajar seperti yang digambarkan oleh Dale (1969) sebagai
proses komunikasi. Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila siswa
diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin benyak alat indera yang
digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan
informasi tersebut dimengerti dan dipahami serta dipertahankan dalam ingatan.
Perbandingan pemerolehan
hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol
perbedaannya. Kurang lebih 80% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera
pandang, dan hanya 15% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dari indera
yang lainnya.
2. Landasan Filosofis
Ada
suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi
baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi.
Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi
dehumanisasi. Meskipun pada dasarnya dengan adanya berbagai media pembelajaran
justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan media yang sesuai
dengan karakteristik pribadinya, dengan begitu harkat kemanusiaan siswa lebih
dihargai dengan diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara ataupun
alat belajar sesuai kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak
berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu
muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses
pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki
keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda
dengan yang lain,maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak,
proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
3. Landasan Teknologis
Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran
merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam
situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam- teknologi pembelajaran, pemecahan
masalah dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen-komponen system pembalajaran
yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta
dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang lengkap.Komponen-komponen
ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, tehnik, dan latar.
4. Landasan Empiris
Temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan mediam yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih
suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah
guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut
jika menggunakan media audio-visual.Berdasarkan landasan rasional empiris
tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
anak didik, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
B.
MACAM-MACAM
KEDUDUKAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Kedudukan Media
Pembelajaran Berdasarkan Karakteristiknya
Kemajuan dibidang
teknologi pendidikan, maupun teknologi pembelajaran menuntut dipergunakannya
berbagai media pembelajaran serta peralatan-peralatan yang semakin canggih.
Boleh dikatakan bahwa dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media,
dimana kegiatan pembelajaran telah bergerak menuju dikuranginya sistem penyampaian
bahan pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan metode ceramah,
dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang lebih
mengedepankan peran siswa dan pemanfaatan multimedia.
Setiap jenis media
memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi tertentu dalam
menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran media belajar
tersebut menunjukan pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-media
belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuia dengan
karakteristik dan fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokan ini penting
untuk memudahkan para pendidik dalam memehami sifat media dan dalam menentukan
media yang cocok untuk pembelajaran atau topic pembelajaran tertentu.
Menurut Scharmm, kita
dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasaranya yang
dapat diliput, dan kemudahan control pemakai. Jadi antara klasifikasi media,
karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
1. Kedudukan
Media Pembelajaran di Dunia Pendidikan
Belajar
melalui stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk
tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan
menghubung-hubungkan fakta dan konsep.Belajar melalui stimulus verbal
membuahkan hasil yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang
berurut-urutan. Belajar dengan menggunakan indera ganda (pandang dan dengar)
akan memberikan keuntungan bagi siswa.
Dengan
menggabungkan beberapa media akan memberikan pengalaman yang mencerminkan suatu
pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-hari. Suatu pengalaman belajar akan
diperoleh karena adanya penggabungan aneka media itu-hingga menjadi satu
kesatuan kerja yang meghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi
yang sangat tinggi; artinya informasi bahkan tidak hanya dilihat sebagai hasil
cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang
dapat membangkitkan minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam
penyajian.
Kita
sekarang berada dalam suatu era informasi, yang ditandai dengan tersedianya
informasi yang makin banyak dan bervariasi., tersebarnya informasi yang makin
meluas dan seketika, serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam
waktu- singkat. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, walaupun
dalam derajat yang berbeda-beda.Di negara-negara yang telah maju media telah
mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Bahkan seorang arsitek Amerika
terkemuka, Buckminster Fuller dalam Haney & Ulmer menyatakan bahwa media
adalah orang tua ketiga(guru adalah orang tua kedua). Di indonesia
kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak, dengan telah diudarakannya oleh
pihak swasta “Televisi Pendidikan” mulai tahun 1991, yang disiarkan ke seluruh
pelosok tanah air.
Dengan
konsepsi yang makin mantap, kedudukan media dalam dunia pendidikan tidak hanya
sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan
pembelajaran guru yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian seorang
guru dapat memusatkan tugsnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan
bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.
A.
Kedudukan Media Dalam Sistem
Pembelajaran
Sebelum mengetahui tentang kedudukan
media dalam sistem pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 hal
yang harus ada dalam sistem pembelajaran, yaitu :
1.
Tujuan yaitu
sesuatu yang akan dicapai melalui proses pembelajaran yang akan dijalankan.
2.
Materi adalah
sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk mengantarkan siswa untuk sampai
ketujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
3.
Metode, yaitu cara
yang akan digunakan dalam mempermudah penyampaian materi guna pencapaian
tujuan.
4.
Media. Setelah
ditentukan metode, maka akan diketahui media yang tepat digunakan sesuai dengan
metode yang akan dijalankan. Sehingga media tersebut akan mempermudah dalam
menjalankan metode yang telah dipilih. Media yang baik dalam pembelajaran
adalah media yang dapat memaksimalkan indera yang dipakai siswa.
5.
Evaluasi.
Selanjutnya setelah semua dijalankan, untuk mengetahui apakah tujuan yang
ditetapkan sudah tercapai atau belum diadakan evaluasi.
Dari uraian
tersebut, jelas bahwa media merupakan salah satu hal yang penting dalam sistem
pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin “medius” yenng berarti tengah,
perantara atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa arab “wasaail” yang berarti
pengantar pesan dari pengirim ke penerima.
Sedangkan
secara garis besar, pengertian media adalah manusia, materi, kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan
dan skil.
Berikut ini,
dua fungsi atau peran pokok media pendidikan
(yang sekarang disebut media pembelajaran) sebagai berikut :
1.
Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching
Aids) berfungsi untuk pengalaman yang konkret kepada siswa. Inilah fungsi
utama media, yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membuat lebih
konkret) apa yang disampaikan guru, karena jika tidak menggunakan media, maka
penjelasan guru bersifat sangat abstrak.
2.
Fungsi komunikasi. Inilah fungsi
kedua dari media pembelajaran, yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi
antara siswa dengan media tersebut, dan dengan demikian merupakan sumber
belajar yang penting.
Agar fungsi
kedua media ini mencapai sasarannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a.
Perhatikan dan sesuaikan dengan
medan pengalaman audience.
b.
Upayakan penerima menerima umpan
balik (feedback) dalam mebaca atau melihat program media tersebut.
c.
Pemberian umpan balik ini sangat
pentingn karena dapat meningkatkan interaksi antarpenerima dengan media yang
bersangkutan dan dengan sumber atau komunikator yang membuat media.
Selain untuk
menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa funngsi lain yang dapat dilakukan
oleh media. Fungi-fungsi tersebut antara lain :
Memberikan
pengetahuan tentang tujuan belajar.
Memotivasi
siswa.
Menyajikan
informasi.
Merangsang
diskusi.
Mengarahkan
kegiatan siswa.
Melaksanakan
latihan dan ulangan.
Menguatkan
belajar.
B.
KEDUDUKAM
MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Proses
belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber pesan ke
penerima pesan.


Proses
Komunikasi Dalam Konteks Belajar
Pesan
|
![]() |
|
|


|
|
|
A.
Media merupakan bentuk jamak dari
medium, yang artinya perantara atau pengantar. Menurut istilah, media adalah
segala bentuk atau saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang berupa orang, baham, peralatan atau kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta
didik sehingga mendorong terjadinya belajar pada dirinya.
1. Media
sebagai Satu Komponen dalam Sistem Pembelajaran
Pada akhir tahun 1950 teori
komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga
selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau
informasi belajar.
Pada saat itu teori tingkah laku (behaviorisme theory) ajaran B.F. Skinner
mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini
mendorong orang untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar.
Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah
laku ini harus tertanam pada diri siswa melalui tiga ranah belajar, yaitu:
1) Kognitif
– pengetahuan dasar yang berfungsi mengingat informasi.
2) Afektif
– nilai dasar yang berfungsi untuk pembentukan kebiasaan.
3) Psikomotor
– reaksi dasar yang berfungsi untuk merespons terhadap stimulus. Sehingga tiga ranah belajar tersebut menjadi
adat kebiasaan yang tidak bisa dipisahkan.
Supaya tingkah laku tersebut menjadi adat
kebiasaan, maka setiap ada perubahan tingkah-laku positif ke arah tujuan yang
dikehendaki, harus diberi penguatan (reinforcement), berupa
pemberitahuan bahwa tingkah-laku tersebut telah betul.
Pada tahun 1965-1970 pendekatan
sistem (system aproach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan
dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media
sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap program pembelajaran
harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa.
Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara menggunakannya telah
dipertimbangkan dan ditentukan dengan seksama.
2. Media dalam Kedudukanya di Dunia
Pendidikan
Belajar melalui stimulus visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat,
mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Belajar
melalui stimulus verbal membuahkan hasil belajar yang lebih apabila
pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurut-urutan. Belajar dengan
menggunakan indera ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi
siswa.
Dengan menggabung beberapa media
akan memberikan pengalaman yang mencerminkan suatu pengalaman belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Suatu pengalaman belajar akan diperoleh karena adanya
penggabungan aneka penggabungan itu akan menjadi satu kesatuan kerja yang
menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi,
artinya informasi bahkan tidak hanya dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan
juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat
dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya.
3.
Kedudukan
Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar
Dalam
proses belajar-mengajar media pembelajaran memiliki kedudukan diantaranya
sebagai berikut:
a. Alat
untuk memperjelas bahan pengajaranpada saat pengajar menyampaikan pelajaran.
Penggunaan
media dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam kedudukannya seperti halnya
diatas jelas telah memberikan manfaat besar bagi anak didik. Disatu pihak akan
memudahkan dalam memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan karenasiswa
secaralangsung dapat berinteraksi dengan objek yang menjadi bahan kajian.
Sedangkan dipihak lain, penggunaan media pengajaran dapat mewakili sesuatu yang
tidak dapat disampaikan guru melalui komunikasi verbal, sehingga kesulitan
siswa memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi. Bahka dengan
kehadiran media diakui dapat melahirkan umpan balikyang baik dari siswa.
b. Alat
untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh siswa dalam proses belajarnyadan pengajar bisa menempatkan
media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
Penggunaan
media pengajaran dalam pembelajaran khususnya pada materi pelajaran yang
bersifat abstrak yang sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa
terutama materi pelajaran yang rumit dan kompleks sangat perlu dilakukan. Hal
ini terkait dengan materi pelajaran yang di dalamnya terdapat
sejumlah konsep-konsep yang masih bersifat abstrak, misalnya
untuk-menjelaskan sistem peredaran darah pada manusia, proses terjadinya
hujan, proses terjadinya gerhana matahari, dan lain-lain. Di mana kadang-kadang
untuk menjelaskan dan menggambarkannya melalui kata-kata sangat sulit,
siswa pun sulit untuk memahaminya. Dengan media pengajaran seperti itulah
kemudian guru memberi waktu pada siswanya untuk memecahkan masalah yang ia
lihat berdasarkan teori yang ada. Oleh karena itu,media berkedudukan sebagai
sarana yang dipergunakan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik,
memperdekat dan memperlancar jalan kearah pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
c. Sumber
belajar bagi siswa
Artinya
media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik
secara individual maupun kelompok.
d. Alat untuk mempertinggi proses interaksi
guru sisw, dan interaksi siswa dengan lingkungan sehingga mempertinggi kualitas
proses belajar-mengajar.
Tiap-tiap siswa mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatan. Demikian juga kemampuan dalam berbicara. Ada
siswa yang lebih suka/senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan
dulu baru membaca, dan begitu pun sebaliknya. Dengan kehadiran media
pengajaran, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat diatasi.
Misalnya, guru dapat memulai pelajaran dengan metode ceramah kemudian
dilanjutkan dengan memperlihatkan/ memberikan contoh konkrit. Dengan cara
seperti ini dapat memberikan stimulus terhadap indera siswa. Dan dengan begitu akan terbangun pula
interaksi guru dan siswa dengan lingkungannya.
4.
Kedudukan Media Pembelajaran Dalam
Teknologi Pembelajaran
Dalam
teknologi pembelajaran, media memiliki multi makna, baik dilihat secara
terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan
adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. Dalam teknologi
pembelajaran pada dasarnya kedudukan Media Pembelajaran dalam teknologi
pembelajaran seperti halnya apa yang dimaksud dalam Landasan Teknologis, dalam
landasan tersebut dijelaskan bahwa pemecahan masalah dalam teknologi pendidikan
dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen sistem pembelajaran yang telah disusun
sesuai dengan fungsinya. Komponen-komponen dalam teknologi pembelajaran
tersebut diantaranya adalah pesan, orang, bahan, media, peralatan, tehnik, dan
latar.
Media
juga sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca,
atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut,
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Portofolio Elektronik
Portofolio
elektronik atau sering disebut eportofolio merupakan suatu kumpulan hasil karya
pembelajar(siswa, pengajar maupun karyawan) yang dikemas dalam berbagai
bentuk/format elektronik(video, audio, situs web, dokumen, dan lainnya).
Mengingat bahwa eportofoliosebagaimana
layaknya portofolio dalam bentuk cetakan merupakan proses perekaman/pencatatan
yang terus-menerus(berkelanjutan) dari siswa, ia merefleksikan banyak hal yang
tidak dapat direkam dalam dokumen-dokumen resmi selama ini sepertitranskrip
atau surat. Keunggulan sebuah eportfolioadalah ia dapat menampilkan
kemampuan/skill pemiliknya, pencapaian yang dimilikinya tidak saja
yang berasal dari pembelajaran formal namun juga yang berasal dari situasi
informal seperti pemikiran, aktifitas kurikuler, atau pengalaman bekerja. eportofolio
juga merupakan sebuah refleksi pengalaman belajar itu sendiri, suatu cara yang
lebih lengkap dalam menilai seorang mahasiswa.
b.
Teknologi untuk
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran
Tematik merupakan pembelajaran bermakna bagi siswa.Pembelajaran tematik
cenderung menekankan pada penerapan konsep belajar. Oleh karena itu, guru harus
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.
Pengalaman belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang menjadikan
proses pembelajaran lebih efektif.(Defantri, 2009)
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada peserta didik.(Akhmad Sudrajat, 2007)
Dari
beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Tematik
berpusat pada siswa dan menekankan pengalaman belajar sehingga siswa dapat
memaknai pengetahuan.Dalam pembelajaran tematik sebuah materi dikemas dengan
tema yang sesuai.Teknologi Pembelajaran
Tematik dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi metode. Misalnya
percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, atau sekedar
bercakap-cakap. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa: Pemilihan
tema dalam pembelajaran tematik sebaiknya disusun dengan aturan dan lingkungan
yang terdekat dengan siswa.
c.
Pembelajaran Jarak Jauh
Berinteraksi
secara langsung, tepisah jarak dan waktu tetapi masih dapat melakukan proses
belajar dengan cara memanfaatkan cara pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran
jarak jauh juga dapat membantu anak didik untuk mengakses pendidikan kapan saja
tidak hanya saat di sekolah maupun saat bertemu dengan pengajar.Dalam sistem
pendidikan jarak jauh, interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana
penunjang aktivitas pembelajaran.Interaksi memungkinkan anak didik mengatasi masalah yang dihadapi dalam upaya
memahami materi.Interaksi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan
pengukuhan(reinforcement) terhadap hasil belajar yang dicapai oleh anak. Selain
itu, interaksi dapat digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan
(remedial) pada waktu mengikuti proses pembelajaranInteraksi dapat juga
digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi yang perlu dipelajari secara
mendalam oleh anak (elaborasi).
5.
Kedudukan
Media untuk Mengundang Partisipasi Aktif Siswa
Peran media pembelajaran sangat
penting didalam proses pembelajaran dikelas untuk memudahkan anak didalam menerima informasi
lewat pesan yang disampaikan guru ketika menyampaikan materi. Seorang
peserta didik akan dapat memperoleh pemahaman atau pengetahuan dengan cara
mengelola rangsangan dari luar yang ditanggapi oleh inderanya, baik indera
penglihatan, pendengaran, maupun indera lainnya. Semakin tanggap seseorang
tentang obyek orang atau kejadian-semakin baik pula proses pengetahuan atau
pemahaman yang dialami.Pada konteks inilah, media memainkan perannya dengan
membantu dan memfasilitasi peserta didik lebih mudah memahami dan mengelola apa
yang diterimanya. Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
secara tepat dapat membantu menjadikan pengalaman belajar lebih jelas.
Kedudukan
media pada tahap ini dapat merangsangterjadinya diskusi diantara guru dengan
siswa dan antara siswa dengansiswa, membantu siswa menemukan gagasan untuk
mengawali kegiatanmengarang, bercerita, dan kegiatan kerja kelompok, sebagai
sumberkegiatan belajar mandiri untuk melengkapi atau memperkayapengetahuan yang
dipelajari di kelas, serta mengundang keterlibatankognitif dan emosional siswa
secara spontan.
6.
Kedudukan
Media Pada Tahap Tindak Lanjut
Kedudukan
media pada tahap ini untuk mempermudah programremediasi dan pengayaan, sebagai
contoh membuat kliping,mengumpulkan gambar binatang dari kelompok sejenis,
membuat laporanhasil pengamatan, mencari informasi atau berita tentang seorang
tokohyang disenangi anak-anak.
B.
Jenis-jenis
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah
hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada
yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung
dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Menurut (Djamarah, 2002:140) menggolongkan media
pembelajaran menjadi tiga yaitu:
1. Media auditif yaitu media yang
mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder.
2. Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti
film bingkai, foto, gambar, atau lukisan.
3. Media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik.
Selanjutnya
(Sadiman, 2008:28) membagi media pembelajaran menjadi 3 golongan kelompok besar
:
1. Media Grafis termasuk media visual
seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster,
peta, dan globe.
2. Media Audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Seperti radio, alat perekam piata magnetik, piringan laboratorium
bahasa.
3. Media Proyeksi Diam seperti film
bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparan, film,
televisi, video.
Berdasarpankan pendapat di atas, maka media pembelajaran
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Media Audio
Media Audio adalah media yang isi
pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan
yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau
kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi).
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan
alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft
ware) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau
gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.
3. Media Audio-Visual
4. Media audio-visual disebaut juga
sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu
yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat
menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
DAFTAR PUSTAKSA
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional
Sadiman, Arif.dkk.
2007. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan
Drs.jala
Fuadi,M.M.,Drs Ahmad Muhibbin,M.Si. 2009 .
Media pembelajaran dan evaluasi.
Departemen Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar