Sabtu, 04 Januari 2014


A.    Kedudukan dan Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Pada umumnya kedudukan Media Pembelajaran berfungsi sebagai alat perantara atau alat pengatur pesan dalam kegiatan pembelajaran yaitu memberikan stimulus kepada siswa agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru, dari konsep-konsep yang masih abstrak menjadi gambaran yang lebih konkrit. Sikap dan perilaku seseorang juga akan mengalami perubahan setelah mereka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Penggunaan media dalam pembelajaran “fiqih” akan membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru lewat materi yang disampaikan oleh guru dibandingkan dengan jika guru hanya melakukan pendekatan verbal.
Pada kedudukannya, Media Pembelajaran memiliki beberapa landasan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.           Landasan Psikologis
Beberapa teori yang digunakan dalam landasan psikologis tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Teori psikologis Brurner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, diantaranya yaitu:
Ø  tahap pengalaman langsung (Eractive), merupakan tahap individu berupa memahami lingkungan dengan melakukan aktifitas.
Ø  tahap Pictoria (Ekonit), tahap individu melihat dunia melalui gambar dan menvisualisasi verbal.
Ø  tahap simbolik, tahap dimana individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika berpikirnya.
b.      Teori kerucut pengalaman Edgar Dale
Kerucut pengalaman ini merupakan salah satu gambaran yang dijadikan landasan teori dalam penggunaan media pembelajaran selain dari ketiga tahap pengalaman Bruner.
c.       Teori Behavourisme
Teori behavourisme atau teori tingkah laku ini menganggap bahwa segala kejadian dilingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dan akan memberikan pengalaman tertentu dalam dirinya, dan teori ini menganggap perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R(stimulus respon) yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap apa yang datang dari luar diri individu.
Penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang digunakan secara sistematis dalam kegiatan pembelajaran juga  dapat memberikan interaksi antara pengalaman baru dan pengalaman sebelumnya, sehingga terjadi perubahan pada anak didik.
Pemerolehan pengetahuan, perubahan sikap dan ketrampilan dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Tingkat pemerolehan hasil belajar seperti yang digambarkan oleh Dale (1969) sebagai proses komunikasi. Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin benyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipahami serta dipertahankan dalam ingatan.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 80% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 15% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dari indera yang lainnya.

2.      Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Meskipun pada dasarnya dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya, dengan begitu harkat kemanusiaan siswa lebih dihargai dengan diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara ataupun alat belajar sesuai kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

3.      Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.  Dalam- teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang lengkap.Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, tehnik, dan latar.

4.      Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan mediam yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik anak didik, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
B.     MACAM-MACAM KEDUDUKAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.         Kedudukan Media Pembelajaran Berdasarkan Karakteristiknya
Kemajuan dibidang teknologi pendidikan, maupun teknologi pembelajaran menuntut dipergunakannya berbagai media pembelajaran serta peralatan-peralatan yang semakin canggih. Boleh dikatakan bahwa dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, dimana kegiatan pembelajaran telah bergerak menuju dikuranginya sistem penyampaian bahan pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan metode ceramah, dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang lebih mengedepankan peran siswa dan pemanfaatan multimedia.
Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran media belajar tersebut menunjukan pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuia dengan karakteristik dan fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokan ini penting untuk memudahkan para pendidik dalam memehami sifat media dan dalam menentukan media yang cocok untuk pembelajaran atau topic pembelajaran tertentu.
Menurut Scharmm, kita dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasaranya yang dapat diliput, dan kemudahan control pemakai. Jadi antara klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
1.      Kedudukan Media Pembelajaran di Dunia Pendidikan
Belajar melalui stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep.Belajar melalui stimulus verbal membuahkan hasil yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurut-urutan. Belajar dengan menggunakan indera ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi siswa.
Dengan menggabungkan beberapa media akan memberikan pengalaman yang mencerminkan suatu pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-hari. Suatu pengalaman belajar akan diperoleh karena adanya penggabungan aneka media itu-hingga menjadi satu kesatuan kerja yang meghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi; artinya informasi bahkan tidak hanya dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajian.
Kita sekarang berada dalam suatu era informasi, yang ditandai dengan tersedianya informasi yang makin banyak dan bervariasi., tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu- singkat. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, walaupun dalam derajat yang berbeda-beda.Di negara-negara yang telah maju media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Bahkan seorang arsitek Amerika terkemuka, Buckminster Fuller dalam Haney & Ulmer menyatakan bahwa media adalah orang tua ketiga(guru adalah orang tua kedua). Di indonesia kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak, dengan telah diudarakannya oleh pihak swasta “Televisi Pendidikan” mulai tahun 1991, yang disiarkan ke seluruh pelosok tanah air.
Dengan konsepsi yang makin mantap, kedudukan media dalam dunia pendidikan tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran guru yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian seorang guru dapat memusatkan tugsnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.
A.    Kedudukan Media Dalam Sistem Pembelajaran
Sebelum mengetahui tentang kedudukan media dalam sistem pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 hal yang harus ada dalam sistem pembelajaran, yaitu :
1.      Tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai melalui proses pembelajaran yang akan dijalankan.
2.      Materi adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk mengantarkan siswa untuk sampai ketujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
3.      Metode, yaitu cara yang akan digunakan dalam mempermudah penyampaian materi guna pencapaian tujuan.
4.      Media. Setelah ditentukan metode, maka akan diketahui media yang tepat digunakan sesuai dengan metode yang akan dijalankan. Sehingga media tersebut akan mempermudah dalam menjalankan metode yang telah dipilih. Media yang baik dalam pembelajaran adalah media yang dapat memaksimalkan indera yang dipakai siswa.
5.      Evaluasi. Selanjutnya setelah semua dijalankan, untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau belum diadakan evaluasi.
Dari uraian tersebut, jelas bahwa media merupakan salah satu hal yang penting dalam sistem pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin “medius” yenng berarti tengah, perantara atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa arab “wasaail” yang berarti pengantar pesan dari pengirim ke penerima.
Sedangkan secara garis besar, pengertian media adalah manusia, materi, kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan skil.
Berikut ini, dua fungsi atau peran pokok media pendidikan  (yang sekarang disebut media pembelajaran) sebagai berikut :
1.      Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk pengalaman yang konkret kepada siswa. Inilah fungsi utama media, yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membuat lebih konkret) apa yang disampaikan guru, karena jika tidak menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak.
2.      Fungsi komunikasi. Inilah fungsi kedua dari media pembelajaran, yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dan dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting.
Agar fungsi kedua media ini mencapai sasarannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.       Perhatikan dan sesuaikan dengan medan pengalaman audience.
b.      Upayakan penerima menerima umpan balik (feedback) dalam mebaca atau melihat program media tersebut.
c.       Pemberian umpan balik ini sangat pentingn karena dapat meningkatkan interaksi antarpenerima dengan media yang bersangkutan dan dengan sumber atau komunikator yang membuat media.
Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa funngsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Fungi-fungsi tersebut antara lain :
  Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar.
  Memotivasi siswa.
  Menyajikan informasi.
  Merangsang diskusi.
  Mengarahkan kegiatan siswa.
  Melaksanakan latihan dan ulangan.
  Menguatkan belajar.
  Memberikan pengalaman stimulan.


B.     KEDUDUKAM MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber pesan ke penerima pesan.
Proses Belajar Mengajar                       Proses Komunikasi
Penyampaian Pesan                              Penerima pesan
Proses Komunikasi Dalam Konteks Belajar
Pesan
 Guru
Hasil Belajar
 
Tujuan
 
Guru
 
Penerima Pesan
 
Media
 
                                                                      
A.     
Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang artinya perantara atau pengantar. Menurut istilah, media adalah segala bentuk atau saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berupa orang, baham, peralatan atau kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga mendorong terjadinya belajar pada dirinya.
1.      Media sebagai Satu Komponen dalam Sistem Pembelajaran
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.
Pada saat itu teori tingkah laku (behaviorisme theory) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa melalui tiga ranah belajar, yaitu:
1)   Kognitif – pengetahuan dasar yang berfungsi mengingat informasi.
2)   Afektif – nilai dasar yang berfungsi untuk pembentukan kebiasaan.
3)   Psikomotor – reaksi dasar yang berfungsi untuk merespons terhadap stimulus. Sehingga tiga ranah belajar tersebut menjadi  adat kebiasaan yang tidak bisa dipisahkan.
 Supaya tingkah laku tersebut menjadi adat kebiasaan, maka setiap ada perubahan tingkah-laku positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah-laku tersebut telah betul.
Pada tahun 1965-1970 pendekatan sistem (system aproach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara menggunakannya telah dipertimbangkan dan ditentukan dengan seksama.
2.      Media dalam Kedudukanya di Dunia Pendidikan
Belajar melalui stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Belajar melalui stimulus verbal membuahkan hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurut-urutan. Belajar dengan menggunakan indera ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi siswa.
Dengan menggabung beberapa media akan memberikan pengalaman yang mencerminkan suatu pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-hari. Suatu pengalaman belajar akan diperoleh karena adanya penggabungan aneka penggabungan itu akan menjadi satu kesatuan kerja yang menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi, artinya informasi bahkan tidak hanya dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya.
3.      Kedudukan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar
Dalam proses belajar-mengajar media pembelajaran memiliki kedudukan diantaranya sebagai berikut:
a.       Alat untuk memperjelas bahan pengajaranpada saat pengajar menyampaikan pelajaran.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam kedudukannya seperti halnya diatas jelas telah memberikan manfaat besar bagi anak didik. Disatu pihak akan memudahkan dalam memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan karenasiswa secaralangsung dapat berinteraksi dengan objek yang menjadi bahan kajian. Sedangkan dipihak lain, penggunaan media pengajaran dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru melalui komunikasi verbal, sehingga kesulitan siswa memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi. Bahka dengan kehadiran media diakui dapat melahirkan umpan balikyang baik dari siswa.
b.      Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses belajarnyadan pengajar bisa menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
Penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran khususnya pada materi pelajaran  yang bersifat abstrak yang sukar dicerna  dan dipahami oleh setiap siswa terutama materi pelajaran yang rumit dan kompleks sangat perlu dilakukan. Hal ini terkait  dengan materi pelajaran   yang di dalamnya terdapat sejumlah konsep-konsep yang masih bersifat abstrak,   misalnya untuk-menjelaskan sistem peredaran darah  pada manusia, proses terjadinya hujan, proses terjadinya gerhana matahari, dan lain-lain. Di mana kadang-kadang untuk menjelaskan  dan menggambarkannya melalui kata-kata sangat sulit, siswa pun sulit untuk memahaminya. Dengan media pengajaran seperti itulah kemudian guru memberi waktu pada siswanya untuk memecahkan masalah yang ia lihat berdasarkan teori yang ada. Oleh karena itu,media berkedudukan sebagai sarana yang dipergunakan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, memperdekat dan memperlancar jalan kearah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c.       Sumber belajar bagi siswa
Artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok.
d.      Alat untuk mempertinggi proses interaksi guru sisw, dan interaksi siswa dengan lingkungan sehingga mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar.
Tiap-tiap siswa mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatan. Demikian  juga kemampuan dalam berbicara. Ada siswa yang lebih suka/senang  membaca, ada yang lebih suka mendengarkan dulu baru membaca, dan begitu pun sebaliknya. Dengan kehadiran media pengajaran, kelemahan indera yang dimiliki  tiap siswa dapat diatasi. Misalnya, guru dapat memulai pelajaran dengan metode ceramah kemudian dilanjutkan dengan memperlihatkan/ memberikan contoh konkrit. Dengan cara seperti ini dapat memberikan stimulus terhadap indera siswa.  Dan dengan begitu akan terbangun pula interaksi guru dan siswa dengan lingkungannya.
4.      Kedudukan Media Pembelajaran Dalam Teknologi Pembelajaran
Dalam teknologi pembelajaran, media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. Dalam teknologi pembelajaran pada dasarnya kedudukan Media Pembelajaran dalam teknologi pembelajaran seperti halnya apa yang dimaksud dalam Landasan Teknologis, dalam landasan tersebut dijelaskan bahwa pemecahan masalah dalam teknologi pendidikan dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen sistem pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan fungsinya. Komponen-komponen dalam teknologi pembelajaran tersebut diantaranya adalah pesan, orang, bahan, media, peralatan, tehnik, dan latar.
Media juga sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Portofolio Elektronik
Portofolio elektronik atau sering disebut eportofolio merupakan suatu kumpulan hasil karya pembelajar(siswa, pengajar maupun karyawan) yang dikemas dalam berbagai bentuk/format elektronik(video, audio, situs web, dokumen, dan lainnya). Mengingat bahwa eportofoliosebagaimana layaknya portofolio dalam bentuk cetakan merupakan proses perekaman/pencatatan yang terus-menerus(berkelanjutan) dari siswa, ia merefleksikan banyak hal yang tidak dapat direkam dalam dokumen-dokumen resmi selama ini sepertitranskrip atau surat. Keunggulan sebuah eportfolioadalah ia dapat menampilkan kemampuan/skill pemiliknya, pencapaian yang dimilikinya tidak saja yang berasal dari pembelajaran formal namun juga yang berasal dari situasi informal seperti pemikiran, aktifitas kurikuler, atau pengalaman bekerja. eportofolio juga merupakan sebuah refleksi pengalaman belajar itu sendiri, suatu cara yang lebih lengkap dalam menilai seorang mahasiswa.
b.      Teknologi untuk Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran bermakna bagi siswa.Pembelajaran tematik cenderung menekankan pada penerapan konsep belajar. Oleh karena itu, guru harus merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.(Defantri, 2009)
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat  memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.(Akhmad Sudrajat, 2007)
Dari beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Tematik berpusat pada siswa dan menekankan pengalaman belajar sehingga siswa dapat memaknai pengetahuan.Dalam pembelajaran tematik sebuah materi dikemas dengan tema yang  sesuai.Teknologi Pembelajaran Tematik dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, atau sekedar bercakap-cakap. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa: Pemilihan tema dalam pembelajaran tematik sebaiknya disusun dengan aturan dan lingkungan yang terdekat dengan siswa.
c.       Pembelajaran Jarak Jauh
Berinteraksi secara langsung, tepisah jarak dan waktu tetapi masih dapat melakukan proses belajar dengan cara memanfaatkan cara pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh juga dapat membantu anak didik untuk mengakses pendidikan kapan saja tidak hanya saat di sekolah maupun saat bertemu dengan pengajar.Dalam sistem pendidikan jarak jauh, interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran.Interaksi memungkinkan anak didik  mengatasi masalah yang dihadapi dalam upaya memahami materi.Interaksi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan pengukuhan(reinforcement) terhadap hasil belajar yang dicapai oleh anak. Selain itu, interaksi dapat digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan (remedial) pada waktu mengikuti proses pembelajaranInteraksi dapat juga digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi yang perlu dipelajari secara mendalam oleh anak (elaborasi).
5.      Kedudukan Media untuk Mengundang Partisipasi Aktif Siswa
Peran media pembelajaran sangat penting didalam proses pembelajaran dikelas untuk  memudahkan anak didalam menerima informasi lewat pesan yang disampaikan guru ketika menyampaikan materi. Seorang peserta didik akan dapat memperoleh pemahaman atau pengetahuan dengan cara mengelola rangsangan dari luar yang ditanggapi oleh inderanya, baik indera penglihatan, pendengaran, maupun indera lainnya. Semakin tanggap seseorang tentang obyek orang atau kejadian-semakin baik pula proses pengetahuan atau pemahaman yang dialami.Pada konteks inilah, media memainkan perannya dengan membantu dan memfasilitasi peserta didik lebih mudah memahami dan mengelola apa yang diterimanya. Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar secara tepat dapat membantu menjadikan pengalaman belajar lebih jelas.
Kedudukan media pada tahap ini dapat merangsangterjadinya diskusi diantara guru dengan siswa dan antara siswa dengansiswa, membantu siswa menemukan gagasan untuk mengawali kegiatanmengarang, bercerita, dan kegiatan kerja kelompok, sebagai sumberkegiatan belajar mandiri untuk melengkapi atau memperkayapengetahuan yang dipelajari di kelas, serta mengundang keterlibatankognitif dan emosional siswa secara spontan.
6.      Kedudukan Media Pada Tahap Tindak Lanjut
Kedudukan media pada tahap ini untuk mempermudah programremediasi dan pengayaan, sebagai contoh membuat kliping,mengumpulkan gambar binatang dari kelompok sejenis, membuat laporanhasil pengamatan, mencari informasi atau berita tentang seorang tokohyang disenangi anak-anak.
B.     Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Menurut (Djamarah, 2002:140) menggolongkan media pembelajaran menjadi tiga yaitu:
1.      Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,  kaset rekorder.
2.      Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan.
3.      Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

Selanjutnya (Sadiman, 2008:28) membagi media pembelajaran menjadi 3 golongan kelompok besar :
1.      Media Grafis termasuk media visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, dan globe.
2.      Media Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat perekam piata magnetik, piringan laboratorium bahasa.
3.      Media Proyeksi Diam seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparan, film, televisi,  video.
Berdasarpankan pendapat di atas, maka media pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Media Audio
Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi).
2.      Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft ware) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.
3.      Media Audio-Visual
4.      Media audio-visual disebaut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.








DAFTAR PUSTAKSA
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional
Sadiman, Arif.dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
Drs.jala Fuadi,M.M.,Drs Ahmad Muhibbin,M.Si. 2009 .  Media pembelajaran dan evaluasi.
Departemen Pendidikan Nasional


Tidak ada komentar: